Kamis, 17 Desember 2009

Film "Sang Pemimpi"

Tanggal 17 Desember 2009 pertama kali akan di putar film yang di buat berdasarkan novel dengan judul yang sama yakni "sang pemimpi"..film ini adalah lanjutan film terdahulu yaitu "laskar pelangi"
sebuah film yang mengajarkan kepada kita untuk terus bermimpi dan berjuang untuk merubah jalan hidup agar lebih sukses di kemudian hari.
seperti inilah kiranya cerita dalam film tersebut.......
"Saya bersikap keras, karena saya tak ingin mereka menjadi pengkhayal," kata Bustar, kepala sekolah SMA Negeri Manggar, Belitung Timur, dalam film "Sang Pemimpi". "Orang sudah menjelajah ke seluruh dunia, sementara orang Melayu menghabiskan waktu mengoceh di kedai kopi," ujar Bustar yang diperankan penyair Landung Simatupang itu. "Saya tak ingin mereka seperti itu."
Jadilah Bustar, pengajar ilmu pasti, sebagai guru yang paling ditakuti Ikal, Arai, dan Jimbron, tiga lakon utama dalam sekuel "Laskar Pelangi" itu. Begitu Bustar masuk dalam kelas, semua terdiam. Suara Bustar menggelegar, tak bisa sabar dengan kebodohan murid-muridnya. Jimbron yang penggugup pun semakin gugup.
Arai dan Jimbron adalah anak sebatang kara karena ditinggal mati orang tua. Sementara Ikal harus tinggal jauh dari orang tua karena di kampungnya tak ada sekolah menengah. Mereka bertiga bersama-sama menghabiskan waktu, sekolah, bermain, dan bekerja di tempat sama. Arai jatuh cinta ada Zakiah Nurmala, teman sekelasnya, sementara Jimbron terpesona pada Laksmi, seorang gadis sebatang kara yang bekerja di pabrik cincau.
Namun sekolah tetap menarik bagi mereka. Ada guru bernama Balia (Nugie) yang membuat sekolah menjadi menyenangkan. Balia membuat Ikal dan Arai yang bersepupu ini menjadi tergila-gila dengan kata-kata. "Telusuri Afrika, jelajahi Eropa, lalu berujung di altar ilmu, Sorbonne, Paris," kata Balia.

Kata-kata Balia itu bak mantra sihir. Pulang sekolah, mereka menghabiskan waktu di pelabuhan Manggar, membantu seorang tauke ikan dengan dibayar. Malam hari, mereka mengerjakan pekerjaan rumah secara bersama-sama. Mereka mulai menabung. "Kita harus sekolah ke Paris," kata Arai kepada Ikal. "Tapi kita harus kuliah dulu di Jakarta," Arai menyeruput kopi yang mereka bikin sendiri di rumah kontrakan di dekat sekolah. Hanya itu satu-satunya adegan Ikal dan Arai minum kopi, tapi bukan di kedai kopi.
Sebagai anak muda, gairah dan emosi naik-turun mereka alami. Cinta Arai kepada Zakiah membuatnya belajar musik, pengiring lagu. Sementara Ikal yang terobsesi dengan Paris, hampir melupakan janjinya sendiri kepada ayahnya, pekerja rendahan di Perusahaan Negara Timah. Namun akhirnya, satu-satu kesulitan hidup mereka selesaikan. Dan cita-cita terus menggumpal di kepala.

***
Film "Sang Pemimpi" yang disutradarai Riri Riza ini bisa ditonton sebagai film yang berdiri sendiri. Cerita ditampilkan secara flash back, ketika Ikal, yang sudah lulus di Universitas Indonesia bekerja di sebuah Kantor Pos. "Sebuah pekerjaan yang tidak saya sukai karena saya tak suka tukang pos," katanya. Namun tak dinyana, Ikal justru bekerja sebagai tukang pos. "Ini akibat mimpi-mimpi si brengsek Arai," ujar Ikal dewasa yang diperankan Lukman Sardi itu. Lalu cerita pun mundur ke belakang, mengenang awal perkenalan Ikal dengan Arai, sampai mereka sama-sama masuk SMA di Manggar.
Ikal dan Arai diceritakan bisa sampai ke Jakarta, pelabuhan mereka mencapai cita-cita melanglang ke Eropa. Namun cita-cita tak mudah mereka peroleh begitu saja. Lulus dari universitas bergengsi di Indonesia bukan jaminan bagi mereka memperoleh pekerjaan yang dicita-citakan. Ikal terpaksa bekerja menjadi tukang pos yang dibencinya. Sementara Arai sejak lulus dari Biologi UI (diperankan Ariel Peterpan) terpaksa memakan tabungan karena tak kunjung mendapatkan satu pekerjaan lowong di Jakarta. Lalu Arai menghilang tak ada kabar dari rumah kontrakan mereka berdua.
Namun akhirnya "Sang Pemimpi" menunjukkan cita-cita tak bisa hanya diucapkan di mulut saja. Cita-cita, sesederhana atau setinggi apapun, harus diwujudkan dengan kerja keras. Cita-cita tak bisa diperoleh dari duduk-duduk di kedai kopi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar